Beberapa hari ini pengen banget nulis beberapa essay tentang siklus kemiskinan sama (ketidak)pemerataan pembangunan tapi buku yang jadi materi utama masih dalam proses penceranaan. Selain itu juga pengen banget ngreview novel pemenang sayembara Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tahun 2010. Untuk yang pertama, kalau udah buku-bukunya selesai dicerna, nanti segera mungkin saya luangkan waktu untuk nulis hal tersebut. Dan untuk yang kedua berhubungan dengan hobi dan minat saya yang sangat besar terhadap dunia sastra. Sebenernya dari tahun 2006 saya pengen banget ikutan sayembara DKJ. Selain hadiah utamanya dua puluh juta, novel karya kita bisa dipublikasikan tanpa ribet dan belibet. Cuma yang bikin susah adalah saingannya yang bukan main punya keunikan dan kompetensi di bidang sastra. Salah satu pemenangnya adalah Ayu Utami yang jadi pemenang sayembara DKJ tahun 1998 dengan novelnya yang berjudul Saman. Saman kan bagus banget. Yah, jadi yang bisa disimpulin kalo mau menang sayembara DKJ itu ya kurang lebih novelnya harus sekelas novelnya Ayu Utami. *Glek*
Saya sering banget lupa kalau saya juga pengen banget jadi seorang penulis (baca: novelis). Ah tapi semangat saya untuk nulis novel masih membara. Apalagi dulu teman kakak saya yang satu jurusan waktu kuliah, Dewi Sartika, memenangkan sayembaranya pada tahun 2003 dengan judul Dadaisme. Novelnya emang bagus karena memliki plot dan penokohan yang kompleks pada saat itu. Jadi tambah semangat nulis lho waktu itu tapi ya cuma semangat nulis doang sedangkan halaman novelnya ga nambah-nambah. Jadi miris. Dulu kakak sayang yang sok bijaksana dan mulia pernah bilang kalau satu hari kita harus meluangkan waktu untuk menulis atau membaca karya sastra. Misalkan dua jam saja. Dari SD sampe SMA saya sih masih nurut. Nurut bikin essay, puisi, cerpen, atau sekadar prosa liris. Nurut baca buku-bukunya Rendra, Sutardji Calzoum Bachri, Remy Sylado, Ayu Utami, Dewi Lestari, Djenar, Fira Basuki, atau nama-nama lainnya yang seasing nama unsur-unsur dalam pelajaran kimia. Bedanya saya suka yang asing-asing dalam pelajaran sastra tapi ga dalam pelajaran kimia. Kadang hasil tulisan saya itu dikirim kakak saya ke beberapa media cetak dan dari puluhan yang dikirim akhirnya ada beberapa yang dimuat. Mungkin redakturnya udah iba. Ya tapi selepas dari itu, dulu pasti aja ada waktu yang saya alokasikan untuk nulis. Sekarang sih sok sibuk. Kuliah sambil kerja meres tenaga sama pikiran. Jadi nyampe rumah ya langsung nempel di kasur. Kalopun ada waktu kosong saya pake buat baca buku-buku kuliah plus jurnalnya.
Kalo ditilik, awal Juli kan saya mulai kuliah lagi ditambah kerja part-time yang karena saya udah lama ga kuliah plus kerja (dulu skripsi cuma satu tahun) jadi butuh harmonisasi antara otak, badan, tenaga, pikiran, dan waktu plus aktivitas baru untuk bersinergi. Tapi sih ya lama banget harmonisasinya, udah hampir tiga bulan tapi masih aja keteteran. Dulu masih sempet renang sama jogging seminggu sekali sekarang sebulan sekali aja udah syukur. Alhasil, saya nemuin seribu satu alasan untuk berhenti nulis. Nulis di blog aja udah untung jadi salah satu excuse.
Sekarang? Ya gitu. Masih sih nulis. Nulis di dirty notes tentang teknik liputan, belanjaan bulanan, to-do list, sama tulisan-tulisan kalo lagi bosen. Yang seriusan dikit juga ada: nulis salinan catatan kuliah. Yang lebih serius lagi juga ada: nulis di blog sambil curhat ngalor ngidul.
Tapi tenang, kalo kata bang John Perkins
life is composed of a series of coincidences. How we react to these—how we exercise what some refer to as free will — is everything; the choices we make within the boundaries of the twists of fate determine who we are .
Saya yakin setiap apa yang sedang terjadi sama kita merupakan bagian kecil atas sesuatu yang lebih besar yang akan terjadi. Ada semangat dan niat yang disertai usaha akan meretas jalan pada suatu muara. Ya cuma waktu dan keyakinan yang bisa menuntunnya.
Apakah ide atau inspirasi yang ada itu masih bersemayam dan mengkristal di benak kita kemudian pada suatu waktu akan cair dan bermuara menjadi sebuah karya?
Amin. semoga Tuhan mengabulkan doa kita.
*Buka-buka file novel...........liat jam....hoaaahm.....nulisnya entar aja deh*
*shut down komputer*
Comments
Post a Comment